Sabtu, 07 April 2012

Anomali Kehidupan di Indonesia

Baru saja kita lihat bersama sama sejumlah ormas bersama sama dengan mahasiswa melakukan demo besar besaran menolak kenaikan BBM. Mereka mengatasnamakan rakyat kecil yang menjerit akan potensi akibat kenaikan BBM yang berdampak kepada kenaikan biaya hidup secara umum. Di beberapa spotlight berita juga kita masih sering mendapatkan berita akan kesengsaraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan rela antri panjang demi sebuah beras murah atau pembagian zakat dan kurban.

Namun kenyataan sebagaimana disebutkan diatas sepertinya hanyalah konsumsi pers yang manis untuk diberitakan, sedangkan di sisi lain ada kejadian anomali yang menurut saya sangat memuakkan yaitu membludaknya antrian untuk sekedar melihat pertunjukan dengan nilai jual tiketnya bukan main mahalnya. Seperti kejadian akhir ini dimana ada pertunjukkan musisi luar negeri yang menyedot banyak perhatian pecinta musik memberikan bandrol tiket paling murah 500 ribu rupiah dan paling mahal mencapai 2 juta rupiah, itupun ludes terjual plus didapatkan dengan perjuangan antrean yang panjang.

Anomali dua kejadian diatas semakin membuat miris kita bersama dimana disatu sisi banyak masyarakat yang berkekurangan, namun di sisi lain tidak sedikit masyarakat yang berlimpah harta namun menggunakan hartanya untuk hal-hal yang  remeh tanpa mau melihat bahwasanya disekitarnya masih banyak masyarakat yang membutuhkan uluran pertolongan, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin ini bisa semakin lebar dan hal inilah yang bisa menyebabkan sebuah kejadian yang sangat mengerikan yaitu timbulnya revolusi sosial.

Ada baiknya kita semua saling menahan jangan sampai jurang pemisah antara si kaya dan si miskin ini semakin lebar, dengan jalan tidak berfoya-foya di tengah lingkungan masyarakat yang berkekurangan, biasakanlah untuk bersedekah dan membantu perekonomian tetangga sekitar yang membutuhkan, serta mengasah jiwa sosial kita untuk empati terhadap sesama

Tidak ada komentar:

Google